Rabu, 06 Februari 2013

PENGGUNAAN PREPOSISI DAN KONJUNGSI DALAM BAHASA INDONESIA oleh SURASTINA


PENGGUNAAN PREPOSISI DAN KONJUNGSI
DALAM BAHASA INDONESIA  

SURASTINA
Dosen PNS-Dpk Kopwil II STKIP PGRI Bandar Lampung


Sinopsis


Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat bermacam-macam penggunaan bahasa, kenyataan itu sering tidak disadari oleh kebanyakan orang.  Akibatnya timbul anggapan penggunaan bahasa Indonesia tidak memuaskan, terutama dikalangan pelajar, mahasiswa, guru, dan cendekiawan.  Anggapan seperti itu timbul karena sikap pemakai bahasa.  Untuk itu pada tulisan ini membicarakan tentang penggunaan preposisi dan konjungsi dengan benar.

Pendahuluan

      Preposisi adalah suatu kategori yang terletak di depan kategori lain, terutama kata benda (nomina) sehingga membentuk frase eksosentrik direktif (Kridalaksana, 1986: 93) Djajasudarma, 1993: 44).
Konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan bagian ujaran, seperti kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan bahkan paragraf dengan paragraf.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kategori yang berbeda secara sintaksis perbedaan antara preposisi dan konjungsi terletak pada penggunaannya dalam kalima.  Preposisi menandai hubungan makna antar kata, antar frase, dan antar klausa saja.  Sedangkan jknjungsi menndai hubungan komponen-komponen dalam tatran yang sama, yaitu hubngan antar kata, antar frase, antar klausa, antar kalimat, dan antar paragraf, serta hubungan komponen-komponen dalam tataran yang  berbeda, seperti hubungan antar kata dan frase dalam saya dan teman-tmean seklas.  Kata saya dihubungkan dengan teman-teman sekelas oleh konjungsi dan.  Perbedaan lain, yakni preposisi lebih banyak berfungsi sebagai penjelas atau keterangan,  sedankan konjungsi terdapat dalam semua fungsi (Chaer, 1990).  Gabungan antara preposisi dengan kategori lain membentuk frase eksosentrik,  sedangkan gabungan antara konjungsi dengan kategori lain membentuk eksosentri.

PREPOSISI
Berdasarkan entuknya, preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu preposisi monomorfemis dan preposisi polimorfenis.

Preposisi Monomorfemis
Preposisi Monomorfemis adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara morfologis.  Preposisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
akibat         atas                  bagai                bagi
berkat        dalam               dari                  demi
dengan       di                     hingga               karena             
ke              kecuali              lewat                oleh
pada           sampai              sejak                seperti
tanpa          tentang             untuk

Contoh data preposisi monomorfemis
1.      Mereka langsung mengajukan banding atas utusan hakim tersebut.
2.      Dengan banyak nama alias, Roy diduga tak bekerja sendiri
3.      Pertemuan tersebut disaksikan oleh Kepala Wilayah Depdikbud Subang Jawa Barat
4.      Itu semua adalah dasar-dasar dari paham kita tentang hak asasi dan demokrasi
5.      Ia pun suka mengatur meja makan untuk rekan-rekannya

Preposisi Polimorfeis
      Preposisi polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa morfem.  Preposisi ini terbagi lagi atas (1) preposisi yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks dan (2) preposisi yang terbentuk dari gabungan kata. Jenis preposisi kedua terbagi  lagi atas (1) preposisi yang terbentuk dari preposisi + preposisi dan (2) preposisi + nonpreposisi.
1.      Bentuk Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar terikat.  Afiks sebagai unsur pembentuk preposisi polimorfemis adalah ber-, me(n)-, terdapat, dan se-.  daftar preposisi polimorfemis yang dimaksud adalah sebagai berikut:
bersama          secara
bserta              sekitar
mengenai         selain
melalui                        selaku
menurut           selama
sebagai            setelah
sebelum           terhadap

Contoh data preposisi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks
6.      Segara, ihwal Ben Issal disampaikan ke Polda Metro Jaya, berserta ciri-cirinya
7.      Aliran air terus menerus masuk, antara lain melalui lubang di bawah pintu
8.      Kesadaran masyarakat terhadap  masalah ini semkain besar.

2.      Gabungan Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:
di dalam
di sekitar
daripada
kepada

Contoh data preposisi polimorfemis gabungan kata, preposisi + Preposisi:
9.      Ibu  atau bapak itu harus ke sana-kemari di dalam kota untuk mencari makan sekadarnya
10.  lebih dari 50 ladang ranjau ditemukan di sekitar Kabul

Preposisi + Nonpreposisi
      Preposisi poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi biasa berawal dengan preposisi di, ke, atau dari.  Adapun kata yang menyertai preposisi itu biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi yang terbentuk dari preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:
di antara                 di hadapan
di atas                    di luar
di bawah                di samping
di belakang di sekeliling
di dekat                  di seputar
di depan                 di tengah
Contoh data preposisi polimorfemis, preposisi + preposisi
11.  Sementara itu, ada ribuan kendaraan bermotor yang bernomor satu digit yang berada di bawah Wilayah Administrasi Samsat DKI Jakarta
12.  Suaminya tewas ketika sebuah bom meledak di dekat rumahnya
13.  Drama maut yang terjadi awal Januari lalu tu berlanjut di luar  rumah

Makna Preposisi

      Makna preposisi merupakan makna gramatikal karena partikel tersebut bermakna pada saat berdampingan dengan unsur lan.  Preposisi memiliki makna yang sangat bervariasi.  Satu preposisi adalah yang memiliki makna yang lebih dari satu.  Namun demikian, ada pula beberapa preposisi yang dapat dikelompokkan menjadi satu menandai makna yang sama atau hampir sama.
Preposisi yang menandai hubungan makna sebagai
1)      Makna peuntukan, yakni preposisi:
(1)   bagi
(2)   demi
(3)   untuk

2)      Makna asal, yakni preposisi
(1) dari
3)      Makna cara atau kesertaan, yakni preposisi:
(1)   dengan
(2)   secara

4)      Makna tempat berada, yakni preposisi:
(1)   di
(2)   dalam
(3)   di dalam
(4)   di sekitar

5)      Makna sebab, yakni preposisi:
(1)   Akibat
(2)   Berkat
(3)   Karena
(4)   Atas

6)      Makna arah menuju suatu tempat, yakni preposisi:
(1)   Ke
(2)   Menuju

7)      Makna pelaku, yakni preposisi:
(1)   Oleh
8)      Makna waktu, yakni preposisi:
(1)   Pada
(2)   Sejak
(3)   Hingga
(4)   Sebelum
(5)   setelah

9)      Makna ihwal peristiwa, yakni preposisi:
(1)   Tentang
(2)   Mengenai
(3)   Akan

10)  Makna kemiripan, yakni preposisi:
(1)   Bagai
(2)   Seperti

11)  Makna perkecualian, yakni preposisi:
(1)   Kecuali
12)  Makna dengan perantaraan, yakni preposisi:
(1)   Lewat
(2)   Melalui

13)  Makna batas akhir, yakni preposisi
(1)   Sampai

14)  Makna tidak dengan, yakni preposisi:
(1)   Tanpa

15)  Makna kesertaan, yakni preposisi:
(1)   Bersama
(2)   Beserta

16)  Makna sumber, yakni preposisi:
(1)   Menurut

17)  Makna selalu, yakni preposisi:
(1)   Sebagai
(2)   Selaku

18)  Makna ruang lingkup, yakni preposisi:
(1)   Sekiar
19)  Makna kurun waktu, yakni preposisi:
(1)   Selama

20)  Makna penjumlahan, yakni preposisi:
(1)   Selain

21)  Makna penderita, yakni preposisi:
(1)   Terhadap

22)  Makna perbandingan, yakni preposisi:
(1)   Daripada

23)  Makna penerima, yakni preposisi:
(1)   Kepada

KONJUNGSI

Berdasarkan bentuknya, konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu konjungsi monomorfemis dan konjungsi polimorfemis.
     
Konjungsi Monomorfemis
      Konjungsi Monomorfemis adalah konjungsi yang secara morfolgis berwujud sebagai satu morfem.  Konjungsi-konjungsi monomorfemis bahasa Indonesia adalah:
      adapun                  jikalau                         bagi                       sembari
agar                       juga                             bahkan                  seperti
akibat                    kalau                           bahwa                   seraya
alih-alih                 karena                         begitu                    serta
alkisah                   kecuali                         berkat                    supaya
andai                     kemudian                    biar                        tanpa        
arkian                    kendati                        bila                        tapi
asal                        ketika                          boro-boro              tatkala
atau                       laksana                        buat                       tempat
bagai                     lagi                              dalam                    tengah
dan                        lalu                              namun                   tetapi
dari                        lantaran                      oleh                       umpama
demi                      lantas                          padahal                 untuk
dengan                  maka                           sambil                    waktu
gara-gara              malah                          sampai                   walau
guna                      manakala                    sebab                     yaitu
hanya                    mengenai                     sedang                   yakni
hingga                   mentang-mentang       sejak                      yang         
jika                        meski                           sementara             jadi



      Contoh data konjungsi monomorfemis:
1.           Agar timbul keberaniannya mendekati wanita, ia menenggak dulu minuman keras
2.           Tetapi, soal khusyuk ini dirasa berbeda oleh setiap kloter, bahkan juga setiap jemaah haji
3.           sebaliknya, kelompok itu masuk kategori terakreditasi bila mendapat nilai 400-900
4.           Tentu saja itu bisa dilakukan bila penelitiannya setuju

Konjungsi Polimorfemis
Konjungsi Polimorfemis adalah knjungsi yang terbentuk dari beberapa morfem.  dalam hal ini morfem bisa berwujud dasar bebaws atau kata, bisa juga morfem dasar terikat.  Morfem dasar bebas dan morfem dasar terika (secara morfologi) bisa disebut juga bentuk dasar. Dalam deskripsi (pembagian konjungsi polimorfemis), konsep anafora dan demonstrativa digunakan untuk memperinci unsur pembentuk konjungsi.  Dengan demikian,, unsur pembentuk konjungsi polimorfemis itu sendiri atas bentuk dasar,kata, afiks, anafora, partikel dan demonstrativa.  Dalam proses pembentukannya bisa bervariasi.
Berdasarkan kategori unsur pebetpembentuknya konjungsi polimorfemis terbagi atas:
1.      Bentuk dasar + afiks
2.      kata + anafora
3.      kata + (partikel) pun,
4.      kata + demonstrativa,
5.      kata demonstrasi
6.      gabungan kata,
7.      gabungan kata  + anafora, dan
8.      gabungan kata + demonstrativa

1.      Bentuk dasar + afiks
Afiks yang membentuk konjungsi plimorfemis adalah di, se, se-nya, dan kan.  Berikut ini daftar konjungsi polimorfemis yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks.
andaikan               asalkan            bagaikan         di samping
seandainya            sebelum           sedangkan       sehingga
sekiranya               selama             setelah             selagi
selain                     jangkauan       sebaliknya       malaahan

Contoh :
5.           Berdasarkan penelitian, semakin banyak alkohol masuk ke dalam darah, semakin meningkat juml;ah gumpalan-gumpalan darah sehingga semakn banyak pembuluh kapiler yang tersumbat dan pecah
6.           dia harus dohormati dan tidak boleh dinyatakan bersalah sebelum terbukti bersalah

2.      kata + anafora
Anafora adalah bentukk (formasi) terikat yang mengacu kepada teks atau wacana sebelumnya. Yang dimaksud dengan anafora dalam penelitian ini adalah nya, yakni, akaibatnya artinya dan misalnya.
Contoh :
7.           Akibatnya Indonesia harus memenuhi ketentuan yang termuat dalam “codes” tersebut
8.           Akhirnya sekarang ini Cuma dilakukan perawatan




3.      kata + pun
Partikel pun merupakan unsur pembentuk konjungsi polimorfemis yang didahului Kata yang umumnya sebagai konjungsi. Konjungsi yang berunsur partikel pun umumnya dipakai dalam bahasa yang resmi atau formal, sedangkan konjungsi yang bisa disertai partikel pun tetapi partikel tersebut tidak disertakan umumnya dipakai dalam percakapan (bahasa percakapan) yang tidak resmi, yakni adapun, ataupun, walaupun dan kalaupun.
Contoh :
9.           ada faktor bakat genetik, faktor lingkungan fisik ataupun sosial, selain pilihan gaya hidup
10.       hal ini sampai batas-batas tertentu m,asih dapat diteirma walaupun tidak dibenarkan

4.      kata + demonstrativa
Demonstrativa yang biasanya menjadi unsur pembentuk konjungsi polimorfemis adalah ini, itu, demikian, dan begitu konjungsi yang berentuk dari kata + demonstrativa, misalnya
untuk ini                                  karena itu
selain itu                                  sementara itu
dengan demikian                     namun demikian
meskipun demikian                 sekalipun demikian

Contoh :
11.       sekalipun, demikian kelokatifannya dapat diketahu masing-masing melalui tafsiran bertempat di O dan bermiliki atas O



5.      kata + demonstrativa + lah
Data konjungsi polimorfemis yang berunsur kata demonstrativa-lah hanya ditemukan satu buah, yaitu karena itulah.
Contoh :
12.       Karena itulah perlu rekayasa komunikasi (communication engineering) yang baik.
6.      Gabungan kata
Contoh :2
Akan tetapi
Begitu pula
Demikian juga
Demikian pula
Sebagai contoh

7.      Gabungan kata + Anafora

Contoh :
13.       Oleh karenanya, subklasifikasi….ini mengabaikan pertalian preposisi dengan kategori, yakni asal usul dan makna preposisi.
8.      Gabunga kata + Demonstrativa
Contoh :
Dalam pada itu
Di sampuing itu
Oleh karena itu
Oleh sebab itu
Tetapi walaupun demikian



Makna Konjungsi
      Konjungsi dapat dikelompokkan atas emat kelompok besar, yaitu yang bermakna aditif, adversatif, kausal, dan temporal.
      Konjungsi aditif  adalah konjungsi yang memarkahi makna yang berhubungan dengan keterangan tambahan
Contoh:
Konjungsi aditif urutan, dan kemudian, selanjutnya
Konjungsi aditif gabungan, dan kemudian, juga, selain itu, serta
Konjungsi aditif beberan, yaitu, bahwa, artinya, adapun
Konjungsi aditif contoh, dan misalnya, sebagai contoh

Konjungsi adversatif adalah konjungsi yang memarkahi makna yang berhubngan dnegan pertentangan atau perbedaan

Contoh:
Konjungsi adversatif pertentangan; bahkan, akan, tetapi namun
Konjungsi adversatif kebalikan, sebaliknya, padahal
Konjungsi adversatif perbandingan, sedangkan

      Konjungsi kausal adalah konjungsi yang memarkahi makna yang berhubungan dengan sebab akibat.
Contoh :
Konjungsi kausal syarat, jika, bila, kalau
Konjungsi kausal alasan, karena
Konjungsi kausal simpulan, jadi, dengan demikian
Konjungsi kausal akibat, sehingga, maka, karena itu, sebab itu
Konjungsi kausal, untuk, untuk itu agar.

Konjungsi temporal adalah konjugsi yang memarkahi makna yang berhubungan dengan waktu.
Contoh:
ketika                          sambil
sebelum                       setelah
selama                         ketika itu
dalam                          pada itu

Penutup
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan  bahasa nasional, ditujukan pada peningkatan mutu pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan benar, sedangkan pengembangan bahasa pada pemenuhan fungsi bahasa indoenesia sebagai sarana komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan sesuai dengan perkembangan zaman
Penguasaan wawasan kebahasan dan keterampilan berbahsa dengan baik dan benar tidak dapat dimiliki hanya dengan menguasai kaidah-kaidah bahasa.  Praktik atau pelatihan yang cukup sangat diperlukan, diantaranya yakni penggunaan preposisi dan knjungsi.











DAFTAR PUSTAKA


Alwi, Hasan, et.al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Cet.ke-2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa2

Badudu, J.S. 1971. Pelik-Pelik Bahasan Indonesia (Tata Bahasa).  Bandung. Pustaka Prima.

Chaer, Abdul. 1990.  Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993.  Kajian Pragamtik Kosa Kata Bahasa Sunda.  Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Keraf. Gorys. 1980.  Tata Bahasa Indonesian. Ende: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1986.  Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa.  Cetakan Ke-2. Ende: Nusa Indah.

Moeliono, A.M. (Peny) 1998.  Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ramlan. M. 1980. Kata Depan atau Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Yogyakarta: U.P. Karyono.

Tadjuddin, Moh. 1994.  Konjungsi Aspektualitas dan Tempralitas dalam Bahasa Indonesia dalam Dinamika Sastra. Bandung: Yayasan Pustaka Wina.

2 komentar: